Manis Dan Pahitnya Kebenaran

“Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku, ‘Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu.’” (Wahyu 10:9, TB2)



Pembahasan: Wahyu 10:9 | Ayat Bacaan: Wahyu 10:1-11

Malala Yousafzai adalah seorang gadis Pakistan kelahiran tahun 1997. Dia berbicara lantang tentang hak-hak perempuan demi mendapatkan pendidikan, meski menghadapi ancaman dari Taliban. Suaranya manis seperti madu bagi mereka yang mendambakan pendidikan dan kebebasan, namun pahit bagi yang merasa terancam oleh perubahan dan kebenaran yang dia sampaikan. Malala akhirnya ditembak oleh Taliban, tetapi ia bertahan hidup dan terus memperjuangkan hak-hak pendidikan bagi perempuan di seluruh dunia. Dia diungsikan ke Inggris, menyelesaikan studinya di Oxford, dan terus berjuang dari sana membela hak-hak perempuan yang tertindas. Kisah Malala mengingatkan kita bahwa menyampaikan dan menerima kebenaran sering kali datang dengan rasa pahit, tapi itu yang membawa perubahan dan pembaruan.

Wahyu 10:1-11 menggambarkan sebuah penglihatan yang dialami Yohanes tentang malaikat yang perkasa turun dari surga, membawa sebuah kitab kecil terbuka di tangannya. Di tengah penglihatan ini, Wahyu 10:9 menjadi fokusnya, karena mengandung makna mendalam tentang menerima dan memahami firman Allah. Memakan gulungan kitab melambangkan proses internalisasi isinya, karena pemakan kemudian dapat bernubuat kebenaran yang terkandung di dalamnya (bdk. Yeh 3:1). Menerima firman Tuhan bisa menjadi pengalaman yang manis, karena kita merasakan kasih dan janji-Nya. Namun, saat firman itu menyentuh inti kehidupan kita, sering kali ada aspek pahit yang mengungkapkan dosa dan kesalahan kita, memanggil kita untuk bertobat dan berubah.

Dalam hidup kita, menerima firman Tuhan seperti memakan gulungan kitab dalam penglihatan Yohanes. Firman Tuhan memberi kita penghiburan dan harapan, tetapi juga menantang kita untuk meninggalkan dosa dan hidup benar di hadapan-Nya. Saat merenungkan firman Tuhan, kita juga harus siap menerima kedua aspek ini—manisnya kasih dan janji Tuhan, serta pahitnya konfrontasi dengan dosa kita. Dengan demikian, kita mengalami pertumbuhan rohani yang sejati – tidak hanya memberi sukacita tetapi juga mengarahkan kita pada pertobatan dan pembaruan hidup yang nyata. Buka hati kita untuk firman Tuhan, bersiaplah untuk menerima manisnya dan renungkanlah segala aspek kehidupan kita diubahkan oleh-Nya.

STUDI PRIBADI: Sebutkan rintangan yang sering kita alami, sehingga kita tidak mengalami pertumbuhan rohani? Mengapa Firman Tuhan merupakan bagian yang sangat penting dalam pertumbuhan rohani umat Allah?

Pokok Doa: Berdoalah mohon agar Roh Kudus menuntun dan menguatkan kita untuk memahami kebenaran Firman-Nya, menikmati manis janji-Nya, serta siap berjuang agar hidup kita sesuai dengan kebenaran-Nya.

Sharing Is Caring :

×

Wahyu 10 : 1-11

Kitab terbuka

10:1-11
1 Lalu aku melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari surga, berselubungkan awan, dan pelangi ada di atas kepalanya dan mukanya sama seperti matahari, dan kakinya bagaikan tiang api.

2 Dalam tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka. Ia menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi,

3 dan ia berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum. Sesudah ia berseru, ketujuh guruh itu memperdengarkan suaranya.

4 Sesudah ketujuh guruh itu selesai berbicara, aku mau menuliskannya, tetapi aku mendengar suatu suara dari surga berkata, "Meteraikanlah apa yang dikatakan oleh ketujuh guruh itu dan janganlah engkau menuliskannya!"

5 Kemudian malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit,

6 dan ia bersumpah demi Dia yang hidup selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya, "Tidak akan ada penundaan lagi!

7 Tetapi pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia meniup sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah, seperti yang telah Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi."

8 Suara yang telah kudengar dari langit itu, berkata lagi kepadaku, "Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat yang berdiri di atas laut dan di atas bumi itu."

9 Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku, "Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu."

10 Aku pun mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: Di dalam mulutku kitab itu terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.

11 Lalu ia berkata kepadaku, "Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan umat dan bahasa dan raja."

×

Wahyu 10 : 9

9 Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku, "Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu."

×

Yehezkiel 3 : 1

1 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, makanlah apa yang engkau lihat di sini; makanlah gulungan kitab ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum Israel."

×

Wahyu 8

Meterai yang ketujuh

8:1-5
1 Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di surga, kira-kira setengah jam lamanya.

2 Lalu Aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.

3 Seorang malaikat lain datang, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Kepadanya diberikan banyak dupa untuk dipersembahkan bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.

4 Asap dupa itu pun naik bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah. 5Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Meledaklah bunyi guruh disertai halilintar dan gempa bumi.

Keempat sangkakala yang pertama

8:6-13
6 Kemudian ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala.

7 Malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau.

8 Malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Sepertiga dari laut itu menjadi darah,

9 dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal.

10 Malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air.

11 Nama bintang itu ialah Apsintus. Sepertiga dari semua air pun menjadi pahit dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.

12 Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakalanya dan terpukullah sepertiga dari matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang, sehingga sepertiganya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikian juga malam hari.

13 Lalu aku melihat dan mendengar seekor burung nasar terbang tinggi di langit dan berkata dengan suara nyaring, "Celaka, celaka, celakalah mereka yang tinggal di bumi oleh karena bunyi sangkakala ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup sangkakalanya."

×

Yohanes 16 : 33

33 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."

×

Matius 10 : 16-20

16 "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.

17 Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan mencambuk kamu di rumah ibadatnya.

18 Karena Aku, kamu akan digiring ke hadapan penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.

19 Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu khawatir tentang bagaimana dan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.

20 Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.

×

Matius 28 : 19-20

19 Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman."

×

Filipi 4 : 4-7

4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!

5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!

6 Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

×

Ibrani 4 : 14-15

14 Jadi, karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita berpegang teguh pada pengakuan iman kita.

15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya sama seperti kita, Ia telah dicobai, hanya saja Ia tidak berbuat dosa.

×

Wahyu 3 : 12

12 Siapa yang menang, ia akan Kujadikan tiang di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari surga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *